Selasa, 06 Oktober 2009

Twitter Jadi Alat Penggerak Massa Anti-G20


EW YORK - Setelah melalui penyelidikan, agen keamanan Amerika akhirnya menangkap dua orang pria yang dianggap sebagai penggerak unjuk rasa anti-G20.

FBI berhasil menangkap Elliot Madison dan Michael Wallschlaeger, yang masing-masing berusia 41 dan 46 tahun. Keduanya dikenakan sanksi denda sekira USD30.000 karena telah menyebabkan kerusuhan di tengah perhelatan 20 pemimpin negara di dunia (G20).

Dilansir melalui Press TV, Selasa (6/10/2009), Madison dan Wallschlaeger ditemui sedang memobilisasi massa di dalam kamar hotelnya, Carefree Inn Motel. Di sana, FBI menemukan bukti berupa komputer yang di dalamnya terbuka aplikasi jaringan sosial Twitter. Dari Twitter itulah Madison dan rekannya mengirimkan instruksi kepada massa yang akan berdemo pada tanggal 24 dan 25 September.

Saat G20 summit itu diadakan di Pittsburgh, sekira 5.000 orang berkumpul untuk memprotes perhelatan tersebut. Dari demonstrasi itu, pihak kepolisian berhasil menangkap sekira 200 demonstran.

Kala unjuk rasa itu berlangsung, kepolisian pun memonitor setiap pesan Twitter yang masuk untuk memfilter komunikasi sekaligus menyelidiki dalang unjuk rasa ini. FBI dan kepolisian meyakini bahwa Twitter telah menjadi alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan secara terselubung.

Selain komputer, FBI mengaku menemukan barang bukti lainnya di rumah Madison, yaitu radio scanning, 11 masker gas, 5 kacamata debu, tabung reaksi dan gelas kimia. Selain itu juga terdapat buku-buku bertema anarki dan foto wajah Karl Marx dan Lenin.

"Mereka menangkap saya atas hal serupa yang dilakukan oleh orang lain. Dan aksi saya ini adalah legal. Merupakan hal yang wajar jika semua orang bisa mendapatkan informasi serupa, yang kita kirimkan," ujar Madison dalam pembelaannya.

0 komentar:

Posting Komentar